Jakarta – Strategi komunikasi publik yang tepat sasaran dapat memberikan dampak yang baik kepada organisasi maupun masyarakat. Oleh karena itu, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) melalui Biro Hubungan Masyarakat (Humas) terus menekankan pentingnya strategi komunikasi publik dan juga kehumasan kepada pimpinan-pimpinan unit kerja diseluruh Indonesia.
Dilansir dari situs atrbpn.go.id, Kepala Biro Humas, Yulia Jaya Nirmawati mengatakan strategi komunikasi yang dilakukan oleh humas harus dapat menjelaskan, menyosialisasikan, menyebarluaskan berita-berita dan konten grafis yang berisikan informasi positif secara masif. “Kita _share_ hal-hal positif melalui media sosial, contohnya testimoni masyarakat penerima sertipikat baik itu PTSL maupun program strategis lainnya,” ujarnya pada kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan I secara daring, Rabu (31/03/2021).
Berdasarkan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor 3570/4.3/100/XI/2018 tanggal 19 November 2018 mengenai pelaksanaan strategi komunikasi yang dijalankan Kementerian ATR/BPN setidaknya terdapat 7 indikator pelaksanaan strategi komunikasi. Pertama, mengaktifkan portal website, di mana satuan kerja diharapkan aktif mengunggah berita melalui kanal _website_ resmi. Kedua, Pembinaan dan kerja sama media massa. Ketiga, Media monitoring berita pertanahan dan tata ruang. Keempat, sosialisasi melalui media lainnya. Kelima, Pendokumentasian, peliputan dan kehumasan. Keenam, Pengelolaan media sosial, terakhir, ketujuh, Pelaksanaan pameran, penertiban _newsletter_ dan brosur.
Yulia Jaya Nirmawati menuturkan bahwa dalam 7 indikator pelaksanaan strategi komunikasi tersebut dilakukan evaluasi dan penilaian terhadap satuan kerja di daerah. “Dalam rangka membangun strategi komunikasi kita mengevaluasi dan menilai kinerja para kantor pertanahan maupun Kantor Wilayah BPN di kehumasan melalui 7 indikator pelaksanaan strategi komunikasi,” tuturnya.
Lebih lanjut Kepala Biro Humas mengatakan untuk memperkuat strategi komunikasi perlu dilakukan beberapa hal seperti _engagement_ dengan media arus utama, pengelolaan isu strategis dan positif secara lebih intens, penguatan media sosial resmi dan media internal seperti _newsletter_, brosur dan lainnya dengan konsep yang kuat dan terkoordinasi antara Kementerian ATR/BPN dengan medsos Kanwil dan Kantah serta perubahan sikap dan budaya kerja di Kantah kota-kota besar/signifikan.
Di era digital tidak dapat dipungkiri bahwa informasi semakin berlimpah, rawan bias dan sulit dikendalikan, disitulah humas harus mengambil peran. “Humas perlu untuk memetakan isu-isu strategis yang dihadapi dan dituntut untuk menjadi proaktif mampu membuat perencanaan komunikasi strategis dan tepat sasaran secara internal maupun eksternal,” kata Yulia Jaya Nirmawati.
Yulia Jaya Nirmawati mengatakan dalam membangun penilaian yang positif di masyarakat maka diperlukan meyakinkan persepsi di masyarakat. “Penilaian itu bagian dari persepsi jadi kita harus membangun persepsi publik, untuk itu tugas kita meyakinkan masyarakat, persepsi itu bicara hati karena tak kenal maka tak sayang, jadi persepsi itu harus dibangun tidak bisa sekali waktu itu harus di _maintenance_ karena parameternya adalah soal hati,” pungkas Kepala Biro Humas. (*/cr2)